Subscribe:

Sabtu, 03 Maret 2012

Adab Menuntut Ilmu

I.    Pentingnya Menuntut Ilmu
    Syaikh Shalih Al Fauzan dalam mukadimah Al Mulakhkhash Al Fiqhi berkata:
وقدأمرالله سبحا نه نبيه صلي الله عليه وسلم أن يسأله الزيادة من العلم: قال تعال: وقل رب زدني علما قال الحافظ ابن حجز: ”وهذاواضح الذلالةفي فضل العلم: لأن الله لم يأمر نبيه صلي الله عليه وسلم بطلب اﻷزدياد من شيء: إلامن العلم, وقدسمى النبي صلي الله عليه وسلم المخالس التي يتعلم فيها العلم النافع ب (رياض الجنة), وأخبرأن العلماء هم ورثةاﻷنبياء
“Allah Subhaanahu wa Ta’ala menyuruh Nabi-Nya Shallallahu ‘alaihi wa Sallam untuk meminta tambahan ilmu kepada-Nya, Dia berfirman, “Dan katakanlah: Rabbi tambahkanlah ilmu kepadaku.



Al Hafizh Ibnu Hajar berkata, “Ini jelas sekali menunjukkan keutamaan ilmu, karena Allah tidak menyuruh Nab-Nya Shallallahu ‘alaihi wa Sallam meminta tambahan terhadap sesuatu selain dalam hal ilmu. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam sendiri menamai majlis yang di sana dipelajari ilmu dengan “Riyaadhul Jannah” (taman-taman surga) serta memberitahukan bahwa para ulama adalah pewaris para nabi.”
ولا شك أن اﻹنسان قبل أن يقدم على أداء عمل ما , ﻻ بد أن يعرف الطريقة التي يؤدي بها ذلك العمل على وجهه الصحيح , حتى يكون هذا العمل صحيحا, مؤديا لنتيجته التي ترجى من ورائه: فكيف يقدم اﻹنسان على عبادة ربه التي تتوقف عليها نجاته من النار و دخوله الجنة: كيف يقدم على ذلك بدون علم؟!ومن ثم افترق الناس بالنسبةللعلم والعمل ثلاث فرق
“Tidak diragukan lagi, bahwa seseorang belum mengerjakan suatu amal harus mengetahui cara melakukannya secara benar agar amal tersebut sah dan dapat membuahkan hasil yang diharapkan setelahnya. Lalu bagaimanakah seseorang bisa langsung beribadah kepada Tuhannya yang merupakan factor penentu selamatnya seseorang dari neraka dan masuk surga; bagaimanakan hal itu bisa dilakukan tanpa ilmu? Oleh karena itulah, manusia dalam hal berilmu dan beramal menjadi tiga golongan:
الفريق اﻷول: الذين جمعوا بين العلم النافع والعمل الصالح, وهؤ ﻻء قد هداهم الله صراط المنعم عليهم من النبيين والصديقين والشهداء والصالحينو, وحسن أولئك رفيق
-    Golongan pertama, yaitu mereka yang menggabung antara ilmu dan amal saleh. Mereka ini telah Allah tunjuki ke jalan orang yang diberi nikmat, dari kalangan para nabi, shiddiqin, syuhada, dan orang-orang saleh. Mereka itulah teman yang baik.
الفريق الثاني: الذين تعلموا العلم النافع ولم يعملوا به, وهؤ ﻻء هم المغضوب عليهم من اليهود ومن نحا نحو هم
-    Golongan kedua, yaitu mereka yang mempelajari ilmu yang bermanfaat, namun tidak mengamalkannya. Mereka ini adalah orang-orang yang dimurkai, yaitu orang-orang yahudi dan yang sejalan dengan mereka.
الفريق الثالث: الذين يعملون بلا علم, وهؤ ﻻء هم أهل الضلال من النصارى ومن نحا نحوهم
-    Golongan ketiga, yaitu mereka yang beramal namun tanpa ilmu. Mereka ini adalah orang-orang yang sesat, dari kalangan Nasrani dan orang-orang yang sejalan dengan mereka.
ويشمل هذه الفرق الثلاث قوله تعالى في سورة الفاتحة التي نقرؤها في كل ركعة من صلواتنا: اهدنا الصراط المستقيم صراط الذين أنعمت عليهم غير المغضوب عليهم ولا الضالين
Tiga golongan ini tercakup dalam firman Allah Ta’ala di surat Al Fatihah yang biasa kita baca setiap rakaat shalat kita:
Tunjukilah kami jalan yang lurus—Jalan orang-orang yang telah Engkau berikan nikmat kepada mereka; bukan mereka yang di murkai dan bukan mereka yang sesat.” (Al Fatihah : 6-7)
II.    Keutamaan Menuntut Ilmu dan Mengamalkannya
Rasullullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:
من يرد الله به خيرا يفقهه فى الذين
Barang siapa yang dikehendaki Allah mendapatkan kebaikan, maka Dia akan memahamkan orang tersebut dengan agama.” (HR. Bukhari dan Muslim)
ومن سلك طريقا يلتمس فيه علما سهل الله به طريقا إلى الجنة, وما اجتمع قوم في بيت من بيوت الله يتلون كتاب الله ويتدارسونه بينهم إﻻ نزلت عليهم السكينة وغشيتهم الرحمة, وحفتهم الملائكة, وذكرهم الله فيمن عنده, ومن بطأ في عمله لم يسر ع به نسبه
Barangsiapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga. Tidaklah berkumpul sebuah kaum di salah satu rumah Allah membaca kitab Allah dan mempelajarinya sesama mereka, kecuali akan turun kepada mereka ketenangan dan rahmat, dan mereka akan dikelilingi malaikat serta akan disebut Allah dihadapan makhluk yang ada di sisi-Nya. Barangsiapa yang lambat amalnya, maka nasabnya tidak dapat mempercepatnya.” (HR. Muslim)
III.     Ikhlas Karena Allah
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
من تعلم مما يبتغى به وجه الله الايتعلمه إلا ليصيب به عرضا من الدنيا لم يجد عرف الجنة يوم القيامة
Barangsiapa yang menuntut ilmu yang seharusnya mengharap wajah Allah, tetapi ia menuntut ilmunya agar mendapatkan perhiasan dunia, maka ia tidak akan mendapatkan harumnya surga pada hari kiamat.” (HR. Ahmad, Abu Dawud dan Ibnu Hibban serta Hakim dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jami 2/1060).
IV.     Do'a Menuntut Ilmu
عن ابي هريرة رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم اللهم انفعني بما علمتني وعلمني ما ينفعني وزدني علما
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam pernah berdo'a:
اللهم انفعني بما علمتني وعلمني ما ينفعني وزدني علما
Ya Allah, berilah manfaat kepadaku atas ilmu yang telah Engkau ajarkan. Ajarilah aku sesuatu yang bermanfaat bagiku dan tambahkanlah ilmuku.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi 3599 dan Shahih Ibnu Majah 3833)
V.     Hormat Kepada Guru
Rasullullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
ليس منا من لم يجل كبيرنا و ير حم صغيرنا ويعرف لعالمنا حقه
Bukan termasuk golongan kami orang yang tidak menghormati yang tua, menyayangi yang muda dan mengakui hak orang yang alim di antara kami.” (HR. Ahmad dan Hakim, dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jaami' no.5443)
Ahli hikmah berkata:
إجلال الكبير هم حق سنه لكونه تقلب في العبودية لله في أمدطويل ورحهة الصغير موافقة لله فإنه رحم ورفع عنه العبودية ومعرفة حق العالم هو حق العلم بأن يعرف قدره بما رفع الله من قدره فإنه قال: {يرفع الله الذين آمنوا منكم} ثم قال: {والذين أوتوا العلم درخات} فيعرف له درجته التي رفع الله له بما آتاه من العلم
“Menghormati yang tua adalah hak terhadap usianya karena ia telah bolak-balik beribadah kepada Allah Subhaanahu wa Ta'ala dalam waktu yang lama. Menyayangi yang masih kecil sesuai dengan perbuatan Allah, karena Dia menyayangi dan mengangkat beban ibadah darinya, sedangkan mengenal hak orang alim adalah hak terhadap ilmu dengan mengakui kedudukannya karena Allah telah meninggikan kedudukannya, Dia berfirman,”Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu.” Selanjutnya Dia berfirman,”Dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (Terj. Al Mujaadilah:11) Sehingga ia perlu mengenali kedudukannya yang telah ditinggikan Allah karena ilmu yang diberikan-Nya. (Faidhul Qadir Syarh Al Jaami'ish Shagiir karya Imam Al Manawi)
Dengan demikian seorang murid harus menghormati gurunya, karena melalui bimbingan guru pintu-pintu ilmu terbuka dan dirinya pun dapat selamat dari kesalahan atau ketergelinciran.

0 komentar:

Posting Komentar

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "